Oleh : Astrini Fajar Sari
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan
zaman identik dengan modernisasi dan pertumbuhan yang pesat di segala bidang,
hal ini memaksa setiap organisasi untuk terus berkembang dan tumbuh mengikuti zaman.
Sehingga setiap organisasi harus melakukan perubahan dan berbagai perbaikan
seperti memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen/klien, merekrut SDM
terbaik, serta memperbaiki sistem agar tetap dapat bertahan.
Kunci
sukses sebuah perubahan terletak pada sumber daya manusia yaitu sebagai
inisiator dan agen perubahan terus menerus, pembentuk proses serta budaya yang
secara bersama meningkatkan kemampuan perubahan organisasi. Keanekaragaman
sumber daya manusia dalam organisasi cukup tinggi, sehingga kemampuan sumber
daya manusia tersebut sebagai “agent of change” juga berbeda-beda. Namun
demikian, usaha perubahan suatu organisasi akan tercapai jika setiap karyawan
memiliki kemauan untuk berubah, tidak hanya mengandalkan kemampuan saja.
Cara
berfikir sistem merupakan suatu pemecahan masalah medrnisasi saat ini. Cara
berpikir sistem adalah salah satu pendekatan yang diperlukan agar manusia dapat
memandang persoalan-persoalan dunia ini dengan lebih menyeluruh dan dengan
demikian pengambilan keputusan dan pilihan aksi dapat dibuat lebih terarah
kepada sumber-sumber persoalan yang akan mengubah sistem secara efektif. selain
itu, “Personal Mastery” juga merupakan sebuah pondasi untuk memindset diri
menuju kesuksesan pribadi maupun didalam organisasi.
B.
Tujuan
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah :
1. Menjabarkan
pengertian dari Personal Mastery
2. Mengetahui
manfaat penguasaan diri
3. Mengetahui
aspek-aspek dari penguasaan diri
4. Karaketeristik
Penguasaan Diri
5. Cara
Mengembangkan Personal Mastery
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Personal Mastery
a.
Secara
Umum
Secara
etimologi, mastery berasal dari bahasa inggris dan latin yang berarti
penguasaan atau keahlian dominasi terhadap sesuatu. Sedangkan dari bahasa
Perancis, berasal dari kata Maitre yang berarti seseorang mempunyai
keahlian khusus, cakap, dan ahli dalam sesuatu.
b.
Peter
M. Senge
“Personal Mastery is
the discipline of continually clarifying and deepening our personal vision, of
focusing our energies, of developing patience, and of seeing reality objectively”
Personal
Mastery adalah suatu disiplin yang selalu mengklarifikasi secara terus menerus
dan memperdalam visi pribadi kita, berfokus pada energi kita, mengembangkan
kesabaran, dan melihat realita secara objektif.
Personal mastery menciptakan sesuatu yang dinginkan
seseorang dalam kehidupan dan
pekerjaannya. Personal Mastery menuntut komitmen seseorang terhadap kontinuitas
pengembangan suatu hal yang dikerjakan dan dalam semua aspek kehidupan
seseorang. Sehingga Personal Mastery (Penguasaan Diri) merupakan suatu proses
pembelajaran kehidupan seseorang, bukan sesuatu yang sudah dimiliki
c. Michael J. Marquardt
“Personal Mastery is A
special level of proficiency that is committed to continually improve and
perfect skills, a discipline of continually clarifying and deepening one’s
personal vision, energies, and patience”.
Personal
Mastery adalah sebuah tingkatan khusus dari kemampuan yang berkomitmen untuk
terus meningkatkan dan keterampilan yang sempurna, sebuah disiplin yang terus
mengklarifikasi dan memperdalam visi pribadi seseorang, energi , dan kesabaran.
Suatu cara yang berkesinambungan untuk
menjernihkan dan memperdalam visi, energy dan kesabaran seseorang.
d. Fran Sayers Ph.D
Penguasaan diri adalah pengembangan diri seseorang
yang prosesnya terus berkesinambungan, selalu mencari jalan untuk terus
berkembang, hal baru untuk dipelajari, bertemu dengan orang baru, merupakan
suatu jalan kehidupan yang menekankan pada perkembangan dan kepuasan dalam
kehidupan personal dan professional.
e. Karen Childress
“Personal mastery is,
well, personal. What you choose to do, the agreements you keep with yourself,
how you go about maintaining self-confidence and self-esteem are things that
you decide for yourself”.
Personal Mastery adalah Pribadi yang
baik. apa yang anda pilih untuk dikerjakan, Persetujuan/Kepercayaan yang kamu
pelihara untuk diri sendiri, bagaimana cara kamu memelihara kepercayaaan diri
dan rasa kagum pada diri sendiri merupakan suatu hal yang kamu putuskan untuk diri kamu
sendiri.
Dari pendapat beberapa ahli diatas “Personal Mastery”
dapat dartikan, yaitu pengendalian,
penguasaan, dan pengembangan diri sendiri yang melalui suatu proses pembelajaran kehidupan. Personal mastery mengajarkan untuk
mengembangkan kepribadian diri sendiri, belajar mencintai diri sendiri, dan
dapat mengetahui dan mengidentifikasi kebiasaan yang muncul, serta dapat
mengontrol kebiasaan tersebut.
Penguasaan diri (Personal
Mastery) merupakan salah satu pilar dari Fifth Discipline Peter Senge yang
membentuk organisasi pembelajar. Organisasi pembelajar (Learning
Organization) adalah organisasi dimana orang terus-menerus memperluas
kapasitas mereka untuk menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan,
dimana pola baru dan ekspansi pemikiran dikelola, kebebasan aspirasi, dan
pembelajaran yang dilakukan terus-menerus. Untuk itu Peter Senge
mengidentifikasi Learning Organization dalam 5 pilar sebagai berikut:
1.
Berfikir Sistem (System
Thinking)
System
Thinking merupakan prinsip tentang mengamati
seluruh sistem dan tidak hanya fokus pada individu. Dimana akan terlihat bahwa
semua kejadian terhubung dalam pola yang sama dan saling mempengaruhi.
2.
Penguasaan Diri (Personal
Mastery)
Personal
mastery merupakan prinsip bagi seseorang untuk
terus menerus memperdalam visi pribadi, fokus pada kekuatan diri sendiri,
mengembangkan kesabaran diri serta melihat realita secara objektif.
3.
Model Mental (Mental
Models)
Mental
models adalah asumsi yang tertanam,
tergeneralisasi, atau bahkan gambar yang mempengaruhi cara memahami dunia dan
mengambil tindakan.
4.
Penjabaran Visi (Building
Shared Vision)
Building
shared vision adalah proses membangun rasa
komitmen dalam suatu kelompok dengan menggambarkan visi perusahaan menjadi visi
pribadi karyawan.
5.
Tim Belajar (Team
Learning)
Team
Learning adalah kelompok berbagi wawasan atau
pengalaman, sehingga dapat mengembangkan otak dan kemempuan berpikir.
B. Manfaat Penguasaan Diri
Manfaat
atau keuntungan bagi seseorang yang mempunyai tingkat penguasaan diri tinggi
adalah:
1.
Kemampuan mengambil
tanggung jawab
2.
Kejelasan dan
profesionalisme visi
3.
Kohesive dan team work yang
berlaku
4.
Penurunan jumlah
karyawan yang absen melalui peningkatan kesejahteraan karyawan
5.
Mampu mengendalikan
stress dan bersikap positif
6.
Menciptakan petumbuhan
organisasi yang tetap dan berjangka panjang
7.
Pemenuhan tanggung
jawab sosial
8.
Kepemimpinan kreatif
yang kuat
9.
Meningkatkan kecerdasan
emosi
C. Aspek Personal Masteri
Seseorang yang telah menguasai Personal Mastery memiliki
komitmen yang tinggi terhadap suatu hal, sering mengambil insiatif, terus
menerus mengembangkan kemampuan untuk menciptakan hasil terbaik dalam kehidupan
yang diinginkan. Metavarsity Course menyebutkan bahwa Personal Mastery memiliki
empat aspek, yaitu:
1.
Aspek
Emosional
Personal Mastery berkaitan
erat dengan aspek emosional yang terdapat dalam diri seseorang. Hubungan
tersebut bisa memunculkan sifat atau perilaku seseorang seperti berikut ini:
a.
Memahami emosi diri
sendiri dan akibat emosi
b.
Memahami orang lain dan
emosi yang dialami
c.
Berdaya secara
emosional dan nyata
d.
Menjadi terbuka dengan
suatu hubungan
2. Aspek Spirital
Faktor
spiritual menjadi aspek yang tidak terpisahkan dengan Personal Mastery.
Hal ini disebabkan spiritual bisa menjadi dasar yang cukup kuat keyakinan
seseorang dalam melakukan sesuatu. Aspek spirital terdiri atas:
a. Berkaitan
dengan inner self.
b. Mengapresiasi
kehidupan, menyayangi orang lain.
c. Bersatu
dalam perbedaan dengan orang lain.
d. Menciptakan
dunia yang lebih baik untuk tempat hidup
3.
Aspek
Fisik
Kondisi
fisik seseorang juga berpengaruh cukup kuat dalam implementasi personal
mastery. Tanpa kondisi fisik yang prima, personal mastery seseorang
bisa terpengaruh atau bahkan tereduksi. Berikut ini beberapa contoh aspek
fisik, yakni:
a. Berada
secara fisik dan dalam lingkungan
b. Memahami
hubungan antara ‘mind-body’
c. Bertanggung
jawab dan membuat keputusan positif
d. Me-manage
stress dan mencapai keseimbangan
4.
Aspek
Mental
Faktor
mental memiliki pengaruh yang sama pentingnya dengan aspek fisik. Seorang
individu pada dasarnya merupakan perpaduan dari mental dan fisik yang
berkoordinasi menjadi satu kesatuan yang utuh. Aspek mental tersebut terdiri
atas:
a. Memahami
cara kerja pikiran dan cara menciptakan realitas
b. Meningkatkan
fokus mental dan konsentrasi
c. Menciptakan
pikiran yang jernih dan inovatif
d. Menciptakan
realitas yang diinginkan.
Dengan menguasai 4 aspek diatas, diharapkan
seseorang dapat menggunakannya untuk mengatasi kebutaan yang dialami. Setelah
mampu menguasai 4 aspek tersebut, dapat dikatakan telah menguasai
Personal Mastery . Seseorang yang telah menguasai Personal Mastery memiliki
komitmen yang tinggi terhadap suatu hal, lebih sering mengambil insiatif,
secara terus menerus mengembangkan kemampuannya untuk menciptakan hasil terbaik
dalam kehidupan yang benar-benar diinginkan.
D.
Persiapan
Menuju Personal Mastery
Fact-file 7 : Personal
Mastery-Putting “me” in leadership mengemukakan bahwa terdapat 7 hal seseorang
dapat memiliki Personal Mastery, yaitu :
1. Personal
Vision/Visi pribadi
Banyak pemimpin memiliki tujuan tetapi sangat sedikit
yang memiliki personal vision. sebuah kemampuan yang menggambarkan secara jelas
pemimpin terbaik yang dapat dan bekerja secara
fokus dengan tekad dan ketekunan. Visi pribadi memberikan energi dan dorongan
untuk berubah.
"Visi pribadi adalah sebuah kunci untuk membuka
kekuatan dari sebuah tujuan. Sebuah visi pribadi sangat kuat sejauh yang
mengungkapkan tujuan yang mendasari seseorang. Personal vision merupakan suatu
kendaraan yang mengantarkan tujuan ke sebuah tindakan dan komitmen.
2. Personal
Purpose/Tujuan Pribadi
Definisi
singkat mengenai personal purpose, sejauh mana seseorang dapat mengubah
kehidupan yang mereka inginkan.
3. Personal
Values/Nilai Pribadi
hal
yang paling penting bagi kita adalah pembentukan dasar dari visi pribadi.
Leader yang berlatih Personal Mastery dipandu dan di dorong untuk keluar dari
nilai-nilai dikehidupan mereka.
4. Personal
Allignment/Pribadi yang selaras
Sejauh mana visi pribadi kita, tujuan, nilai-nilai dan
perilaku adalah kongruen dengan satu sama lain. Ketika hal-hal ini cocok erat,
jumlah besar kekuatan positif dan energi dapat dilepaskan. dan kami menemukan
kapasitas kreatif untuk kembali bentuk dan merubah diri kita sendiri. Pemimpin
yang out-of-touch atau out-of-synch dengan hal-hal ini, sering mengejar program
tindakan yang menciptakan inner-konflik; membatasi kekuasaan mereka atau potensial dan memimpin mereka untuk mengadopsi perilaku yang
merugikan.
5. Personal Perception/Persepsi Pribadi
Persepsi
Pribadi yaitu menyadari cara tertentu Anda yang cenderung melihat hal-hal yang
frame menjadi acuan yang Anda gunakan untuk melihat orang lain, peristiwa dan
situasi. Ini juga tentang 'identitas diri' dan 'konsep diri', yang merupakan
sumber dari 'harga diri' anda dan sejauh mana Anda belajar untuk memahami diri
sendiri secara akurat.
6. Personal
Awareness/Kesadaran Pribadi
Seberapa banyak Anda tahu (atau
bersedia untuk mengetahui) tentang diri Anda. Tujuan anda, keinginan Anda,
mengendalikan diri anda, kebutuhan anda , keinginan dan preferensi. hal Ini bisa melangkah mundur dan
anda dapat mengamati apa yang benar-benar anda sukai: pola
berpikir Anda, perasaan dan berperilaku; melihat bagaimana pola-pola berdampak
pada orang lain dan mempengaruhi kualitas interaksi Anda; memperkuat mereka
yang mendapatkan hasil yang baik dan mengubah mereka yang tidak.
7.
Personal Transformation/Transformasi
Pribadi
Transformasi
pribadi adalah kapasitas kreatif kita untuk bentuk kembali, memulai kembali atau kembali
menciptakan diri kita untuk menjadi lebih selaras dengan Visi pribadi,
nilai-nilai dan tujuan. Kemampuan untuk menjembatani kesenjangan tersebut tidak
dapat dihindari antara visi pribadi dan kenyataan saat ini adalah tombol
aksi-unsur Personal Mastery
E.
Karakteristik
Personal Mastery
Menurut Marty Jacobs,
Cara mengetahui seseorang yang memiliki “Personal Mastery” yang tinggi yaitu
memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. They
have a special sense of purpose – a calling.
Mereka
yang memiliki sense (Perasaan/pengertian)
khusus mengenai tujuan hidup.
2. They
accurately assess their current reality; in particular, they quickly recognize
inaccurate assumptions.
Mereka
yang teliti menilai realitas sekarang
ini dan cepat tanggap mengenali asumsi yang tidak akurat.
3. They
are skilled at using creative tension to inspire their forward progress.
Mereka
yang Terampil dalam mengelola tegangan kreatif untuk memotivasi diri dalam
mencapai kemajuan kedepannya.
4. They
see change as opportunity.
Mereka
yang mampu melihat perubahan sebagai suatu peluang
5. They
are deeply inquisitive.
Mereka
yang memiliki rasa ingin tahu yang besar.
6. They
place a high priority on personal connections without giving up their
individuality.
Mereka
yang menempatkan prioritas yang tinggi terhadap hubungan personal tanpa
menunjukkan rasa egois atau individualismenya.
7. They
are systemic thinkers, that is, they see themselves as one part in a larger
system.
Mereka
adalah Pemikir sistemik, dimana seseorang melihat dirinya sebagai salah satu
bagian dari sistem yang lebih besar
Orang-orang yang memiliki tingkat
“Personal Mastery” yang tinggi secara kontinu mengembangkan potensi mereka untuk menciptakan masa depan mereka. Mereka menciptakan potensi
itu, untuk dapat membangun suatu organisasi yang pantas.
F.
Dimensi
Personal Mastery
Peter
Senge dalam Global Learning Service, menegaskan bahwa maksud dari
penguasaan pribadi adalah untuk
mewujudkan dua komponen utama, yaitu “Menentukan tujuan dan untuk mengukur tujuan
tersebut”. Dua komponen tersebut harus membudaya dalam diri manusia.
Manusia harus menanamkan pikiran bahwa penguasaan diri adalah sebuah proses
pengembangan terus menerus dalam Learning Organization”.
Laporan
komisi pendidikan United Nations Educational, Scientific and Cultural
Organization (UNESCO) menyatakan bahwa penguasaan diri adalah proses
dialektis dengan dua dimensi kunci yang berinteraksi sepanjang hidup kita,
yaitu bagaimana seseorang memahami posisi diri dan mampu hidup untuk bekerja
sama dengan orang lain. Sehingga timbul sebuah pengembangan penguasaan diri dan
organisasi sebagaimana yang digambarkan pada gambar berikut:






Gambar
1 : Development as a dialetical process of interaction
Personal Mastery menunjukkan
bahwa kekuatan sebuah organisasi tergantung pada kekuatan pribadi yang
mendukung. Kepribadian dari diri sendiri dan kepribadian dari orang lain.
Marty Jacob,
mengatakan bahwa sebuah organisasi harus memiliki orang-orang yang memiliki
Personal Mastery untuk mencapai suatu kesuksesan. Hal yang paling utama dalam
suatu organisasi yaitu dapat membantu pribadi dalam sebuah kelompok untuk
mengembangkan personal mastery pada dirinya sendiri.
G.
Cara
Mengembangkan “Personal Mastery”
Untuk mengembangkan
“Personal Mastery” dibutuhkan proses seumur hidup, dan tidak pernah ada kata
terlambat untuk memulainya. Banyak hal yang terjadi tentang bagaimana cara kita
berfikir dan bagaimana cara kita memandang dunia dimana tempat kita hidup dan
bekerja. Untuk dapat meningkatkan “Personal Mastery” disini ada beberapa hal
yang dapat kita coba :
1.
Berfikir
Secara Sistematik
Ketika
kamu meghadapi suatu hasil yang tidak diinginkan atau hal yang tidak terduga, sebaiknya
memikirkan suatu proses/penyelesaian
dari masalah tersebut ketimbang mencari seseorang untuk disalahkan.
2.
Menaksir
Kenyataan Sekarang
Dalam
menaksirkan Kenyataan sekarang ini, dibutuhkan kesadaran akan asumsi-asumsi
yang ada disekitar.
3.
Jaga
keseimbangan pembelaan dengan pemeriksaan
Didalam
suatu diskusi, kebanyakan orang mempertahankan
pendapat yang menurutnya benar. hal ini, bukan berarti bahwa kita tidak
bisa mendengarkan pendapat dari orang lain. Dengan menyembangkan antara
melindungi pendapat pribadi dan melakukan pemeriksaan pada pendapat orang lain
kita dapat memahami tentang sudut pandang orang lain sama halnya dengan cara
kita menjelaskan sudut pandang kita sendiri.
4.
Membuat
makna bersama
Seseorang
yang memiliki “Peronal Mastery” yang baik mengetahui bahwa sesuatu yang
dimilikinya tidaklah sempurna oleh karena itu, dengan banyak berkomunikasi dan
bertanya kepada orang lain tentang sudut pandang orang tersebut kita dapat
mengetahui kekurangan pada diri kita dan mencari kesamaan dari sudut pandang
orang tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pendapat beberapa ahli diatas “Personal Mastery”
dapat dartikan, yaitu pengendalian,
penguasaan, dan pengembangan diri sendiri yang melalui suatu proses pembelajaran kehidupan. Personal mastery mengajarkan untuk
mengembangkan kepribadian diri sendiri, belajar mencintai diri sendiri, dan
dapat mengetahui dan mengidentifikasi kebiasaan yang muncul, serta dapat
mengontrol kebiasaan tersebut.
Penguasaan diri (Personal
Mastery) merupakan salah satu pilar dari Fifth Discipline Peter Senge yang
membentuk organisasi pembelajar. Organisasi pembelajar (Learning
Organization) adalah organisasi dimana orang terus-menerus memperluas
kapasitas mereka untuk menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan,
dimana pola baru dan ekspansi pemikiran dikelola, kebebasan aspirasi, dan
pembelajaran yang dilakukan terus-menerus.
DAFTAR
PUSTAKA
Jacobs, Marty. 2007. Personal
Mastery: The First Discipline of Learning Organizations. Vermont Business
Magazine
Marquardt,
Michael J. 2002. Building The Learning Organization: Mastering The 5 Element
for Corporate Learning. United States of America. Davies-Black Publishing,
Inc
Sayers, Fran. Personal
Mastery. [Online] available at www.opi-inc.com/personal. [Accessed May, 20
2013]
Senge,P.M. 1990.
The Fifth Discipline: The art and the practice of learning organization. [online]
available at www.4grantwriters.com [accessed march, 10 2013]
Lloyd
Raines. 2009. “LOOKING BOTH WAYS THROUGH THE WINDOWS OF SENGE’S FIVE
DISCIPLINES”. MCC. Lloyd@integral‐focus.com.
accessed may, 24/2015.
Anonim, THE SPIrIT OF THE LEARNING ORGANIZATION. accessed may, 24/2015.
Infed. 2006. peter senge and the theory and
practice of the learning organization. http://www.infed.org/thinkers/senge.htm.
accessed may, 24/2015.
Navaro J. Andres,
dkk. The influence of CEO perceptions of personal mastery, shared vision,
environment and strategic proactivity on the level of learning: Level I
learning and Level II learning. Business Department University of Granada,
Spain
Bill Cropper.
2004. “Fact-File7: “Personal Mastery-Putting the “me” in Leadership”. LCL. http://www.thechangeforum.com. accessed
may, 25/2015.
S.
Karthikeyan & A. Savarimuthu, “International Journal : Hospitals as
Learning Organizations: An Explication Through a Systems Model” – (ICAM 2015).
accessed may, 25/2015
Christine
Leonardi. The practice of personal mastery : Tap into your full potential”.
University of Pretoria's Gordon Institute of Business Science's online journal.
accessed may, 25/2015.
Karen
Childress. 2007. “REAPING THE REWARDS OF Personal Mastery”. accessed may,
25/2015.
L.
Michael Hall, Ph.D. 2000. Secrets of
Personal Mastery: Awakening
Your Inner Executive. Crown House Publishing Limited. www.crownhouse.co.uk.
accessed may, 25/2015
Yohanna
Sondang,dkk. 2009. “Pengaruh Organisasi
Pembelajar terhadap Kompetensi Pegawai Bank”. Bisnis &
Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Jan—Apr 2009, hlm. 25-35
Volume 16 Nomor 1 ISSN 0854-3844. accessed may, 25/2015.
Priska
HW. 2013. MAKALAH
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PRODUKTIVITAS: PERSONAL MASTERY dan ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR.
accessed may, 25/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar