Selasa, 18 Juli 2017

PERSONAL MASTERY



Oleh : Astrini Fajar Sari

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkembangan zaman identik dengan modernisasi dan pertumbuhan yang pesat di segala bidang, hal ini memaksa setiap organisasi untuk terus berkembang dan tumbuh mengikuti zaman. Sehingga setiap organisasi harus melakukan perubahan dan berbagai perbaikan seperti memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen/klien, merekrut SDM terbaik, serta memperbaiki sistem agar tetap dapat bertahan.
Kunci sukses sebuah perubahan terletak pada sumber daya manusia yaitu sebagai inisiator dan agen perubahan terus menerus, pembentuk proses serta budaya yang secara bersama meningkatkan kemampuan perubahan organisasi. Keanekaragaman sumber daya manusia dalam organisasi cukup tinggi, sehingga kemampuan sumber daya manusia tersebut sebagai “agent of change” juga berbeda-beda. Namun demikian, usaha perubahan suatu organisasi akan tercapai jika setiap karyawan memiliki kemauan untuk berubah, tidak hanya mengandalkan kemampuan saja.
Cara berfikir sistem merupakan suatu pemecahan masalah medrnisasi saat ini. Cara berpikir sistem adalah salah satu pendekatan yang diperlukan agar manusia dapat memandang persoalan-persoalan dunia ini dengan lebih menyeluruh dan dengan demikian pengambilan keputusan dan pilihan aksi dapat dibuat lebih terarah kepada sumber-sumber persoalan yang akan mengubah sistem secara efektif. selain itu, “Personal Mastery” juga merupakan sebuah pondasi untuk memindset diri menuju kesuksesan pribadi maupun didalam organisasi.
  
B.     Tujuan 
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Menjabarkan pengertian dari Personal Mastery
2.      Mengetahui manfaat penguasaan diri
3.      Mengetahui aspek-aspek dari penguasaan diri
4.      Karaketeristik Penguasaan Diri
5.      Cara Mengembangkan Personal Mastery


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Personal Mastery
a.      Secara Umum
Secara etimologi, mastery berasal dari bahasa inggris dan latin yang berarti penguasaan atau keahlian dominasi terhadap sesuatu. Sedangkan dari bahasa Perancis, berasal dari kata Maitre yang berarti seseorang mempunyai keahlian khusus, cakap, dan ahli dalam sesuatu.

b.      Peter M. Senge
“Personal Mastery is the discipline of continually clarifying and deepening our personal vision, of focusing our energies, of developing patience, and of seeing reality objectively”

Personal Mastery adalah suatu disiplin yang selalu mengklarifikasi secara terus menerus dan memperdalam visi pribadi kita, berfokus pada energi kita, mengembangkan kesabaran, dan melihat realita secara objektif.
Personal mastery menciptakan sesuatu yang dinginkan seseorang dalam  kehidupan dan pekerjaannya. Personal Mastery menuntut komitmen seseorang terhadap kontinuitas pengembangan suatu hal yang dikerjakan dan dalam semua aspek kehidupan seseorang. Sehingga Personal Mastery (Penguasaan Diri) merupakan suatu proses pembelajaran kehidupan seseorang, bukan sesuatu yang sudah dimiliki

c.       Michael J. Marquardt
“Personal Mastery is A special level of proficiency that is committed to continually improve and perfect skills, a discipline of continually clarifying and deepening one’s personal vision, energies, and patience”.
Personal Mastery adalah sebuah tingkatan khusus dari kemampuan yang berkomitmen untuk terus meningkatkan dan keterampilan yang sempurna, sebuah disiplin yang terus mengklarifikasi dan memperdalam visi pribadi seseorang, energi , dan kesabaran.
Suatu cara yang  berkesinambungan untuk menjernihkan dan memperdalam visi, energy dan kesabaran seseorang.

d.      Fran Sayers Ph.D
Penguasaan diri adalah pengembangan diri seseorang yang prosesnya terus berkesinambungan, selalu mencari jalan untuk terus berkembang, hal baru untuk dipelajari, bertemu dengan orang baru, merupakan suatu jalan kehidupan yang menekankan pada perkembangan dan kepuasan dalam kehidupan personal dan professional.

e.       Karen Childress
“Personal mastery is, well, personal. What you choose to do, the agreements you keep with yourself, how you go about maintaining self-confidence and self-esteem are things that you decide for yourself”.

Personal Mastery adalah Pribadi yang baik. apa yang anda pilih untuk dikerjakan, Persetujuan/Kepercayaan yang kamu pelihara untuk diri sendiri, bagaimana cara kamu memelihara kepercayaaan diri dan rasa kagum pada diri sendiri merupakan suatu  hal yang kamu putuskan untuk diri kamu sendiri.

Dari pendapat beberapa ahli diatas “Personal Mastery” dapat dartikan, yaitu  pengendalian, penguasaan, dan pengembangan diri sendiri yang melalui  suatu proses pembelajaran  kehidupan. Personal mastery mengajarkan untuk mengembangkan kepribadian diri sendiri, belajar mencintai diri sendiri, dan dapat mengetahui dan mengidentifikasi kebiasaan yang muncul, serta dapat mengontrol kebiasaan tersebut.
Penguasaan diri (Personal Mastery) merupakan salah satu pilar dari Fifth Discipline Peter Senge yang membentuk organisasi pembelajar. Organisasi pembelajar (Learning Organization) adalah organisasi dimana orang terus-menerus memperluas kapasitas mereka untuk menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, dimana pola baru dan ekspansi pemikiran dikelola, kebebasan aspirasi, dan pembelajaran yang dilakukan terus-menerus. Untuk itu Peter Senge mengidentifikasi Learning Organization dalam 5 pilar sebagai berikut:
1.      Berfikir Sistem (System Thinking)
System Thinking merupakan prinsip tentang mengamati seluruh sistem dan tidak hanya fokus pada individu. Dimana akan terlihat bahwa semua kejadian terhubung dalam pola yang sama dan saling mempengaruhi.
2.      Penguasaan Diri (Personal Mastery)
Personal mastery merupakan prinsip bagi seseorang untuk terus menerus memperdalam visi pribadi, fokus pada kekuatan diri sendiri, mengembangkan kesabaran diri serta melihat realita secara objektif.
3.      Model Mental (Mental Models)
Mental models adalah asumsi yang tertanam, tergeneralisasi, atau bahkan gambar yang mempengaruhi cara memahami dunia dan mengambil tindakan.
4.      Penjabaran Visi (Building Shared Vision)
Building shared vision adalah proses membangun rasa komitmen dalam suatu kelompok dengan menggambarkan visi perusahaan menjadi visi pribadi karyawan.

5.      Tim Belajar (Team Learning)
Team Learning adalah kelompok berbagi wawasan atau pengalaman, sehingga dapat mengembangkan otak dan kemempuan berpikir.

B.     Manfaat Penguasaan Diri
Manfaat atau keuntungan bagi seseorang yang mempunyai tingkat penguasaan diri tinggi adalah:
1.      Kemampuan mengambil tanggung jawab
2.      Kejelasan dan profesionalisme visi
3.       Kohesive dan team work yang berlaku
4.      Penurunan jumlah karyawan yang absen melalui peningkatan kesejahteraan karyawan
5.      Mampu mengendalikan stress dan bersikap positif
6.      Menciptakan petumbuhan organisasi yang tetap dan berjangka panjang
7.      Pemenuhan tanggung jawab sosial
8.      Kepemimpinan kreatif yang kuat
9.      Meningkatkan kecerdasan emosi

C.    Aspek Personal Masteri
Seseorang  yang  telah  menguasai Personal Mastery memiliki komitmen yang tinggi terhadap suatu hal, sering mengambil insiatif, terus menerus mengembangkan kemampuan untuk menciptakan hasil terbaik dalam kehidupan yang diinginkan. Metavarsity Course menyebutkan bahwa Personal Mastery memiliki empat aspek, yaitu:

1.      Aspek Emosional
Personal Mastery berkaitan erat dengan aspek emosional yang terdapat dalam diri seseorang. Hubungan tersebut bisa memunculkan sifat atau perilaku seseorang seperti berikut ini:
a.       Memahami emosi diri sendiri dan akibat emosi
b.      Memahami orang lain dan emosi yang dialami
c.       Berdaya secara emosional dan nyata
d.      Menjadi terbuka dengan suatu hubungan

2.      Aspek Spirital
Faktor spiritual menjadi aspek yang tidak terpisahkan dengan Personal Mastery. Hal ini disebabkan spiritual bisa menjadi dasar yang cukup kuat keyakinan seseorang dalam melakukan sesuatu. Aspek spirital terdiri atas:
a.       Berkaitan dengan inner self.
b.      Mengapresiasi kehidupan, menyayangi orang lain.
c.       Bersatu dalam perbedaan dengan orang lain.
d.      Menciptakan dunia yang lebih baik untuk tempat hidup

3.      Aspek Fisik
Kondisi fisik seseorang juga berpengaruh cukup kuat dalam implementasi personal mastery. Tanpa kondisi fisik yang prima, personal mastery seseorang bisa terpengaruh atau bahkan tereduksi. Berikut ini beberapa contoh aspek fisik, yakni:
a.       Berada secara fisik dan dalam lingkungan
b.      Memahami hubungan antara ‘mind-body
c.       Bertanggung jawab dan membuat keputusan positif
d.      Me-manage stress dan mencapai keseimbangan

4.      Aspek Mental
Faktor mental memiliki pengaruh yang sama pentingnya dengan aspek fisik. Seorang individu pada dasarnya merupakan perpaduan dari mental dan fisik yang berkoordinasi menjadi satu kesatuan yang utuh. Aspek mental tersebut terdiri atas:
a.       Memahami cara kerja pikiran dan cara menciptakan realitas
b.      Meningkatkan fokus mental dan konsentrasi
c.       Menciptakan pikiran yang jernih dan inovatif
d.      Menciptakan realitas yang diinginkan.
Dengan  menguasai 4 aspek diatas, diharapkan seseorang dapat menggunakannya untuk mengatasi kebutaan yang dialami. Setelah mampu menguasai 4 aspek tersebut, dapat  dikatakan telah menguasai Personal Mastery . Seseorang yang telah menguasai Personal Mastery memiliki komitmen yang tinggi terhadap suatu hal, lebih sering mengambil insiatif, secara terus menerus mengembangkan kemampuannya untuk menciptakan hasil terbaik dalam kehidupan yang benar-benar diinginkan.

D.    Persiapan Menuju Personal Mastery
Fact-file 7 : Personal Mastery-Putting “me” in leadership mengemukakan bahwa terdapat 7 hal seseorang dapat memiliki Personal Mastery, yaitu :
1.      Personal Vision/Visi pribadi
Banyak pemimpin memiliki tujuan tetapi sangat sedikit yang memiliki personal vision. sebuah kemampuan yang menggambarkan secara jelas pemimpin terbaik yang  dapat dan bekerja secara fokus dengan tekad dan ketekunan. Visi pribadi memberikan energi dan dorongan untuk berubah.
"Visi pribadi adalah sebuah kunci untuk membuka kekuatan dari sebuah tujuan. Sebuah visi pribadi sangat kuat sejauh yang mengungkapkan tujuan yang mendasari seseorang. Personal vision merupakan suatu kendaraan yang mengantarkan tujuan ke sebuah tindakan dan komitmen.
2.      Personal Purpose/Tujuan Pribadi
Definisi singkat mengenai personal purpose, sejauh mana seseorang dapat mengubah kehidupan yang mereka inginkan.
3.      Personal Values/Nilai Pribadi
hal yang paling penting bagi kita adalah pembentukan dasar dari visi pribadi. Leader yang berlatih Personal Mastery dipandu dan di dorong untuk keluar dari nilai-nilai dikehidupan mereka.
4.      Personal Allignment/Pribadi yang selaras
Sejauh mana visi pribadi kita, tujuan, nilai-nilai dan perilaku adalah kongruen dengan satu sama lain. Ketika hal-hal ini cocok erat, jumlah besar kekuatan positif dan energi dapat dilepaskan. dan kami menemukan kapasitas kreatif untuk kembali bentuk dan merubah diri kita sendiri. Pemimpin yang out-of-touch atau out-of-synch dengan hal-hal ini, sering mengejar program tindakan yang menciptakan inner-konflik; membatasi kekuasaan mereka atau  potensial dan  memimpin mereka untuk mengadopsi perilaku yang merugikan.
5.      Personal Perception/Persepsi Pribadi
Persepsi Pribadi yaitu menyadari cara tertentu Anda yang cenderung melihat hal-hal yang frame menjadi acuan yang Anda gunakan untuk melihat orang lain, peristiwa dan situasi. Ini juga tentang 'identitas diri' dan 'konsep diri', yang merupakan sumber dari 'harga diri' anda dan sejauh mana Anda belajar untuk memahami diri sendiri secara akurat.
6.      Personal Awareness/Kesadaran Pribadi
Seberapa banyak Anda tahu (atau bersedia untuk mengetahui) tentang diri Anda. Tujuan anda, keinginan Anda, mengendalikan diri anda, kebutuhan anda , keinginan dan  preferensi. hal Ini bisa melangkah mundur dan anda dapat  mengamati  apa yang benar-benar anda sukai: pola berpikir Anda, perasaan dan berperilaku; melihat bagaimana pola-pola berdampak pada orang lain dan mempengaruhi kualitas interaksi Anda; memperkuat mereka yang mendapatkan hasil yang baik dan mengubah mereka yang tidak.
7.      Personal Transformation/Transformasi Pribadi
Transformasi pribadi adalah kapasitas kreatif kita untuk bentuk kembali, memulai kembali  atau  kembali menciptakan diri kita untuk menjadi lebih selaras dengan Visi pribadi, nilai-nilai dan tujuan. Kemampuan untuk menjembatani kesenjangan tersebut tidak dapat dihindari antara visi pribadi dan kenyataan saat ini adalah tombol aksi-unsur Personal Mastery

E.     Karakteristik Personal Mastery
Menurut Marty Jacobs, Cara mengetahui seseorang yang memiliki “Personal Mastery” yang tinggi yaitu memiliki karakteristik sebagai berikut :
1.      They have a special sense of purpose – a calling.
Mereka yang memiliki sense (Perasaan/pengertian) khusus mengenai tujuan hidup.
2.      They accurately assess their current reality; in particular, they quickly recognize inaccurate assumptions.
Mereka yang teliti  menilai realitas sekarang ini dan cepat tanggap mengenali asumsi yang tidak akurat.
3.      They are skilled at using creative tension to inspire their forward progress.
Mereka yang Terampil dalam mengelola tegangan kreatif untuk memotivasi diri dalam mencapai kemajuan kedepannya.
4.      They see change as opportunity.
Mereka yang mampu melihat perubahan sebagai suatu peluang
5.      They are deeply inquisitive.
Mereka yang memiliki rasa ingin tahu yang besar.
6.      They place a high priority on personal connections without giving up their individuality.
Mereka yang menempatkan prioritas yang tinggi terhadap hubungan personal tanpa menunjukkan rasa egois atau individualismenya.
7.      They are systemic thinkers, that is, they see themselves as one part in a larger system.
Mereka adalah Pemikir sistemik, dimana seseorang melihat dirinya sebagai salah satu bagian dari sistem yang lebih besar
Orang-orang yang memiliki tingkat “Personal Mastery” yang tinggi secara kontinu mengembangkan  potensi mereka untuk menciptakan  masa depan mereka. Mereka menciptakan potensi itu, untuk dapat membangun suatu organisasi yang pantas.
F.     Dimensi Personal Mastery
Peter Senge dalam Global Learning Service, menegaskan bahwa maksud dari penguasaan  pribadi adalah untuk mewujudkan dua komponen utama, yaitu  Menentukan tujuan dan untuk mengukur tujuan tersebut”. Dua komponen tersebut harus membudaya dalam diri manusia. Manusia harus menanamkan pikiran bahwa penguasaan diri adalah sebuah proses pengembangan terus menerus dalam Learning Organization”.

Laporan komisi pendidikan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menyatakan bahwa penguasaan diri adalah proses dialektis dengan dua dimensi kunci yang berinteraksi sepanjang hidup kita, yaitu bagaimana seseorang memahami posisi diri dan mampu hidup untuk bekerja sama dengan orang lain. Sehingga timbul sebuah pengembangan penguasaan diri dan organisasi sebagaimana yang digambarkan pada gambar berikut:
Text Box: Development
Gambar 1 : Development as a dialetical process of interaction
Personal Mastery menunjukkan bahwa kekuatan sebuah organisasi tergantung pada kekuatan pribadi yang mendukung. Kepribadian dari diri sendiri dan kepribadian dari orang lain.
Marty Jacob, mengatakan bahwa sebuah organisasi harus memiliki orang-orang yang memiliki Personal Mastery untuk mencapai suatu kesuksesan. Hal yang paling utama dalam suatu organisasi yaitu dapat membantu pribadi dalam sebuah kelompok untuk mengembangkan personal mastery pada dirinya sendiri.
G.    Cara Mengembangkan “Personal Mastery”
Untuk mengembangkan “Personal Mastery” dibutuhkan proses seumur hidup, dan tidak pernah ada kata terlambat untuk memulainya. Banyak hal yang terjadi tentang bagaimana cara kita berfikir dan bagaimana cara kita memandang dunia dimana tempat kita hidup dan bekerja. Untuk dapat meningkatkan “Personal Mastery” disini ada beberapa hal yang dapat kita coba :
1.      Berfikir Secara Sistematik
Ketika kamu  meghadapi suatu  hasil yang tidak diinginkan  atau hal yang tidak terduga, sebaiknya memikirkan suatu proses/penyelesaian  dari masalah tersebut ketimbang mencari seseorang untuk disalahkan.
2.      Menaksir Kenyataan Sekarang
Dalam menaksirkan Kenyataan sekarang ini, dibutuhkan kesadaran akan asumsi-asumsi yang ada disekitar.
3.      Jaga keseimbangan pembelaan dengan pemeriksaan
Didalam suatu diskusi, kebanyakan orang mempertahankan  pendapat yang menurutnya benar. hal ini, bukan berarti bahwa kita tidak bisa mendengarkan pendapat dari orang lain. Dengan menyembangkan antara melindungi pendapat pribadi dan melakukan pemeriksaan pada pendapat orang lain kita dapat memahami tentang sudut pandang orang lain sama halnya dengan cara kita menjelaskan sudut pandang kita sendiri.

4.      Membuat makna bersama
Seseorang yang memiliki “Peronal Mastery” yang baik mengetahui bahwa sesuatu yang dimilikinya tidaklah sempurna oleh karena itu, dengan banyak berkomunikasi dan bertanya kepada orang lain tentang sudut pandang orang tersebut kita dapat mengetahui kekurangan pada diri kita dan mencari kesamaan dari sudut pandang orang tersebut.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pendapat beberapa ahli diatas “Personal Mastery” dapat dartikan, yaitu  pengendalian, penguasaan, dan pengembangan diri sendiri yang melalui  suatu proses pembelajaran  kehidupan. Personal mastery mengajarkan untuk mengembangkan kepribadian diri sendiri, belajar mencintai diri sendiri, dan dapat mengetahui dan mengidentifikasi kebiasaan yang muncul, serta dapat mengontrol kebiasaan tersebut.
Penguasaan diri (Personal Mastery) merupakan salah satu pilar dari Fifth Discipline Peter Senge yang membentuk organisasi pembelajar. Organisasi pembelajar (Learning Organization) adalah organisasi dimana orang terus-menerus memperluas kapasitas mereka untuk menciptakan hasil yang benar-benar mereka inginkan, dimana pola baru dan ekspansi pemikiran dikelola, kebebasan aspirasi, dan pembelajaran yang dilakukan terus-menerus.


DAFTAR PUSTAKA
Jacobs, Marty. 2007. Personal Mastery: The First Discipline of Learning Organizations. Vermont Business Magazine  

Marquardt, Michael J. 2002. Building The Learning Organization: Mastering The 5 Element for Corporate Learning. United States of America. Davies-Black Publishing, Inc

Sayers, Fran. Personal Mastery. [Online] available at www.opi-inc.com/personal. [Accessed May, 20 2013]

Senge,P.M. 1990. The Fifth Discipline: The art and the practice of learning organization. [online] available at www.4grantwriters.com [accessed march, 10 2013]

Lloyd Raines. 2009. “LOOKING BOTH WAYS THROUGH THE WINDOWS OF SENGE’S FIVE DISCIPLINES”. MCC. Lloyd@integralfocus.com. accessed may, 24/2015.

Anonim,  THE SPIrIT OF THE LEARNING ORGANIZATION. accessed may, 24/2015.

Infed. 2006. peter senge and the theory and practice of the learning organization. http://www.infed.org/thinkers/senge.htm. accessed may, 24/2015.

Navaro J. Andres, dkk. The influence of CEO perceptions of personal mastery, shared vision, environment and strategic proactivity on the level of learning: Level I learning and Level II learning. Business Department University of Granada, Spain

Bill Cropper. 2004. “Fact-File7: “Personal Mastery-Putting the “me” in Leadership”. LCL. http://www.thechangeforum.com. accessed  may, 25/2015.

S. Karthikeyan & A. Savarimuthu, “International Journal : Hospitals as Learning Organizations: An Explication Through a Systems Model” – (ICAM 2015). accessed may, 25/2015

Christine Leonardi. The practice of personal mastery : Tap into your full potential”. University of Pretoria's Gordon Institute of Business Science's online journal. accessed may, 25/2015.

Karen Childress. 2007. “REAPING THE REWARDS OF Personal Mastery”. accessed may, 25/2015.

L. Michael Hall, Ph.D. 2000. Secrets of Personal Mastery: Awakening Your Inner Executive. Crown House Publishing Limited. www.crownhouse.co.uk. accessed may, 25/2015

Yohanna Sondang,dkk. 2009. “Pengaruh Organisasi Pembelajar terhadap Kompetensi Pegawai Bank”. Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Jan—Apr 2009, hlm. 25-35 Volume 16 Nomor 1 ISSN 0854-3844. accessed may, 25/2015.

Priska HW.  2013.   MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PRODUKTIVITAS: PERSONAL MASTERY dan ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR. accessed may, 25/2015




Tidak ada komentar: